Jumat, 17 Desember 2010 | By: fafsha_ memory

Ma’afkan kami, guru...

          Tak sadar bahwa ujian semester 1 datang menimpa. Padahal baru saja kemarin kenaikan kelas, e... sekarang udah ujian semester. Waktu memang membuatku bingung. Hari pertama adalah ujian matematika dan adab. Betapa bingungnya aku ketika mengerjakan matematika. Rasanya tak mengenal waktu. Susah paya ku mengerjakannya, q hitung yang bisa hanya separuhnya. Ha.... apa-apaan ini. Padahal soal-soalnya tidak terlalu sulit, tapi karena aku kurang latihan soal. Rasa penyesalan pun tiba, tapi ternyata hasilnya tak ku sangka, ya... lumayan lah... diatas perkiraanku.

        Hari-hari berikutnya ku jalani dengan senang karena pelajarannya ku sukai. Tapi tiba-tiba aku melihat soal penjaskes yang tak bisa kubaca. Apa ini??? Padahal kemarin perasaan ku sudah belajar dengan keras, q baca semua materi-materi, so’al-so’al sudah ku baca. Tapi tak ada yang keluar. Itu karena yang buat soal sama guru asliku beda. Dan madzhabnya juga beda. A.... aku gak bisa penjaskes. Aku positif thinking REMIDI. Sebel rsasanya jika guru yang mengajar kita dan yang membuat soal itu beda. Kita bingung. Begitu juga pelajaran yang lainnya. Guru dikelasku dan guru yang membujat soal semuanya beda, kami bingung.......
Besok waktunya TIK dan bahasa indonesia. Aku pikir ini jadwalnya tepat. Aku agak meremehkan bahasa indonesia karena ku pikir bahasa indonesia materinya tidak terlalu banyak dan ku bisa memantapkan belajar TIK. Aku sudah mempersiapkan TIK matang-matang dan mengabaikan bahasa indonesia. Aku membela-belakan ngenet, buka blog, nyari jawaban kisi-kisi. Padahal waktu itu adalah waktu tidur siangku. Tapi tak apalah ini demi TIK ku. Yang dulunya kelas 1 ku mesti kena remidi. Tapi saat ini aku gak mau lagi kena remidi. Sudah bosan rasanya remidi TIK terus. Akhirnya ku temukan semua jawaban dari kisi-kisi itu. Dan aku pikir besok aku pasti bisa menjawabnya dan sepertinya soalnya tidak terlalu sulit.
        Keesokan harinya, ujian bahasa indomesia. Alhamdulillah soalnya bisa ku kerjakan dengan baik dan ku sudah tau hasilnya. Tidak terlalu jelek lah... lumayan. Letika waktu istirahat, q gunakan waktu sebaik-baiknya untuk belajar TIK. Pikiranku dan keinginanku hanya satu. Tidak ingin mengulangi kesalahan ketika kelas 1 yaitu REMIDI. Ku belajar serius banget sampai ku tak mau diajak ngomong sama temenku.
         Guru sudah masuk dan mulai membagikan nomor bangku. Aku tidak bingung mau duduk dimana saja terserah. Rasanya gemetar sekali badanku ketika kertas jawaban dibagikan. Ketika itu aku hanya bisa tawakkal pada Allah, karena aku sudah berusaha semaksimal mungkin. Ku mulai mengisi identitasku dengan sangat hati-hati dan rasa kekhawatiran jika tidak bisa masuk scanner. Bismillahirrohmanirrohim....... identitas sudah ku lengkapin semua dan kini tiba saatnya membuka lembaran so’al TIK. Aku ingin jawabanku ku tulis di lembar soal dulu baru ketika mengoreksi 2 kali aku akan menggantinya di kertas jawaban. Kareana aku khawatir nanti kalau salah bakalan gak bisa dihapus dan gak bisa dsi baca scanner. Bismillah.... ya Allah mudahkanlah ujianku ini..... aku serahkan semuanya padamu karena aku sudah berusaha keras. So’al nomer 1 ok lah... Ku suka . begitu sampai nomer- nomer selanjutnya. Tapi ketika ku baca so’al nomer 6, so’al ap ini?@?//// aku tak bisa mengerjakannya... begitu juga so’al-so’al berikutnya. Akhirnya ku baca semua soal ini dan ku total yang ku bisa hanya 18 so’al. Argh...... tidak...... apa yang kuhasilkan dari kerja kerasku kemarin... tidak ada yang ku bisa. Waktu tinggal sedikit. Ok lah akan ku jawab semua dengan tebakan. Bismillah ku kumpulkan lembar jawabanku dengan penuh kekesalan.
        Ketika sampai di kamar, aku menjerit sekeras-kerasnya. Argh.......... so’al apa tadi TIK itu,,, ku sudah berusaha keras, tapi mengapa ku selalu tidak bisa. Aku menangis tragis tak ada henti-hentinya bersama teman-temanku yang bernasib sama seperti aku. Aku positif thinking REMIDI. Kenapa soal yang ku pelajari tidak seperti soal ujian tadi. Mengapa tidak semudah yang ku bayangkan..... dan akhirnya kusadar, mungkin aku kurang latihan, dan ini adalah kesalahan fatalku. Aku pasrah, hasil sudah keluar dan tebakanku benar, REMIDI. Mungkin ini adalah yang terbaik untukku dan sebgai peringatan bagiku bahwa aku harus selalu latihan lebih banyak tentang TIK. Terimakasih untuk guru TIK ku yang selalu memberi materi dan motivasi. Karena engkau ku lebih mengetahui tentang apa yang tidak ku ketahui sebelumnya. Dan terimakasih sudah memberi banyak pelajaran yang bermakna bagiku. Dan memberi banyak cerita yang penuh hikmah bagi kami. aku akan berusaha lebih baik lagi dan aku masih butuh tuntunan darimu. Ma’afkan kami jika telah banyak mengecewakanmu, guru.....

0 komentar:

Posting Komentar